Bentuk
Lambang
Simbol persyarikatan
berupa matahari yang pancarkan duabelas cahaya yang mengarah ke semua daerah
dengan cahayanya yang putih terang bersinar. Pada area tengah matahari ada
tulisan menggunakan huruf Arab : Muhammadiyah. Dalam lingkaran yang melingkari
tulisan huruf Arab berupa kalimat syahadat tauhid : asyhadu anla, ha illa Allah
(saya bersaksi bahwasannya tak ada Tuhan kecuali Allah) ; pada lingkaran
samping atas serta di lingkaran sisi bawah tercatat kalimat syahadat Rasul : wa
asyhadu anna Muhammaddar Rasulullah ( serta saya bersaksi bahwasanya Muhammad
yaitu utusan Allah). Semua Gambar matahari dengan atributnya berwarna putih
serta terdapat diatas warna basic hijau daun.
1. Matahari adalah
titik pusat dalam tata surya serta adalah sumber kemampuan seluruh makhluk
hidup yang ada di bumi. Bila matahari jadi kemampuan cikal akan biologis,
Muhammadiyah diinginkan bisa jadi sumber kemampuan spiritual dengan nilai-nilai
Islam yang berintikan dua kalimat syahadat.
2. Duabelas cahaya matahari
yang memancar ke semua penjuru dimisalkan untuk kemauan serta semagat warga
Muhammadiyah dalam memperjuangkan Islam, semangat yang pantang mundur serta
tidak mudah menyerah seperti golongan Hawari ( teman dekat nabi Isa yang
sejumlah 12)
3. Warna Putih pada
semua gambar matahari melambangkan kesucian serta keikhlasan
4. Warna Hijau sebagai
warna basic melambangkan kedamaian serta dan kesejahteraan.
Warna Organisasi :
Hijau Daun
Lagu : Mars Sang Surya
Filosofi Logo :
‘Aisyiyah
sebagai suatu organisasi besar, didapatkan filosofi yang mendasari pembuatan
identitas Muktamar ‘Aisyiyah ke-46, yaitu firman Allah SWT dalam Al Quran surat
An Nahl ayat 68-69.
“dan Rabbmu mewahyukan kepada lebah : buatlah sarang-sarang di bukit-bukit,
di pohon-pohon kayu dan tempat tempat yang dibikin manusia. kemudian makanlah
dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan Rabbmu yang telah dimudahkan
(bagimu). dari perut lebah itu keluar minuman (madu) yang bermacam-macam
warnanya, didalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. sesungguhnya
pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Rabb) bagi
orang-orang yang memikirkan.” (QS. An Nahl 68-69)
Lebah: Hikmah Terbaik dalam Berorganisasi
Lebah
adalah mahluk yang diciptakan untuk memberikan manfaat kepada lingkungan
sekitarnya, dengan hanya memakan makanan yang bersih berupa sari bunga dan
menghasilkan sesuatu yang bersih pula dan sekaligus bermanfaat yaitu madu.
Lebah
hidup dalam sebuah kelompok yang teratur dalam pola hidup dan pola kerja, serta
memiliki pembagian tugas yang teratur dan terencana, dalam sebuah sarang yang
mereka bangun dengan sangat cermat, tersusun dari ribuan kantung berbentuk
heksagonal atau segi enam tempat mereka menyimpan madu.
Sarang
lebah ini juga terjaga senantiasa bersih dan steril sehingga bakteri atau kuman
tidak dapat masuk sehingga tidak terjadi proses pembusukan. lebah madu juga
merupakan mahluk dengan kemampuan berorganisasi yang baik, dengan pola perilaku
dan hubungan kerja yang tertata pula.
Surat
An Nahl di atas merupakan ide dasar dalam mengembangkan identitas yang berupa
logo muktamar 'aisyiyah. dari ayat tersebut tampak bahwa betapa Allah telah
membentangkan ilmu melalui hewan kecil yang bernama lebah ini, dengan
dipilihnya lebah sebagai pembelajaran bagi seluruh umat manusia dalam
berorganisasi.
Konsep Visual Logo
Secara
visual, konsep logo ini mengadopsi bentuk sarang lebah yang merupakan kumpulan
segi enam saling berkaitan satu sama lain dan membentuk sebuah bangunan yang
mampu melindungi lebah untuk hidup dan berkembang biak.
Bentuk
segi enam merupakan sebuah bentuk yang memiliki dimensi yang kuat dan kokoh.
yang apabila diperhatikan lebih dalam lagi bentuk segi enam merupakan bentuk
dimensional dari bangunan beraturan sebuah kubus. sebuah dimensi yang solid.
Konsep Warna Logo
Logo
event muktamar ‘aisyiyah ini dilatar belakangi oleh sarang lebah yang berwarna
kuning dan kuning keemasan.
Kuning
adalah warna harapan dan optimisme organisasi ‘aisyiyah dalam menghadapai
tantangan dan perkembangan zaman menjelang usia satu abad.
Kuning
emas adalah warna konsentrasi dan Ilmu Pengetahuan di mana ‘aisyiyah selalu
Konsisten dalam berperan sebagai organisasi yang selalu membantu mencari solusi
terhadap permasalahan-permasalahan yang ada di bangsa ini terutama masalah
perempuan.
Warna
merah ruby pada angka 46 dan tulisan kaligrafi” ‘aisyiyah” memiliki makna
kematangan dalam berorganisasi menjelang 1 (satu) abad usia nya, dengan wawasan
dan pandangan yang lebih luas jauh ke depan. makna merah ruby juga
menggambarkan dinamika organisasi yang selalu percaya diri dalam membawa
nilai-nilai utama aisyiyah seiring perkembangan zaman.
Konsep Tipografi Logo
Penggunaan
font CALIBRI yang mempunyai karakter halus dan tegas yang berasal bulat dan
sudut, yang terlihat pada ukuran lebih besar, akan menciptakan karakteristik
hangat dan lembut.
Karakteristik
ini diharapkan membawa identitas lebih dekat kepada karakteristik perempuan/ibu
Penulisan
nama event tanpa menggunakan huruf kapital, dimaksudkan untuk menunjukkan citra
yang fleksibel, terbuka dan akrab.
Diharapkan
event muktamar aisyiyah yang ke-46 dapat dijadikan titik tolak kebangkitan
organisasi aisyiyah sebagai wahana aktifitas perempuan yang lebih dekat dengan
-nya dan lebih mampu mengikuti perkembangan zaman.
Dengan
inspirasi dari arti penting sarang lebah di atas diharapkan warga ‘aisyiyah
mempunyai kemampuan yang handal dan terorganisasi dengan baik, serta dapat
bekerja sama dengan dalam sebuah ”sarang” atau wadah ‘aisyiyah untuk
menghasilkan sesuatu yang baik pula untuk bangsa dan negara ini.
Padi Berbahagia: Memaknai Lambang Nasyiah
Padi;
“Semakin berisi semakin merunduk”, itulah yang menggambarkan kiprah
perempuan-perempuan yang tergabung dalam wadah organisasi otonom Muhammadiyah
Nasyiatul Aisyiyah. Perumpaman tersebut menunjukkan makna yang mendalam, padi
yang berisi, benas, menggambarkan kualitas wahana keilmuwan dan semangat tiada
batas untuk terdidik tiap hari, selalu mengasah, menggali, mentadaburi
keilmuan, baik ilmu keislaman maupun ilmu keduniaan. Memposisikan dirinya ingin
menjadi salah satu organisasi yang memiliki nilai kebermanfaatan bagi keluarga,
anak-anak, perempuan, masyarakat, bangsa dan agama. Sehingga tidak ada kata
“sombong, ujub dan riya” dalam kancahnya, rendah hati, karena hanya kemuliaan
Islam yang dicari, menggapai ridho Illahi.
Lambang
Nasyiatul Aisyiyah diciptakan oleh KH. Siradj Dahlan dan diputuskan sebagai
lambang resmi pada konggres Muhammadiyah ke-26 tahun 1938 di Yogyakarta. Pada
tahun ini juga Bapak Achyar Anies mengarang lagu Simbol Padi dan kemudian
dijadikan Mars Nasyiatul Aisyiyah. Tergambar pada lambang Nasyiatul Aisyiyah
seuntai padi yang berisi dua belas butir, bertangkai empat helai daun hijau
yang ditegakkan di atas pita dengan semboyan “Al-Birru Manittaqa’ memiliki arti
kebajikan adalah bagi orang yang selalu bertaqwa (Al Baqarah ayat 189).
Kandungan ayat ini yakni sebenar-benarnya kebajikan, keutamaan dan predikat
mulia bagi seseorang di hadapan Allah, terletak kepada ketaqwaan terhadap Allah
SWT. Dengan semboyan tersebut diharapkan agar anggota-anggota Nasyiatul
Aisyiyah menjadi pribadi yang muttaqin, mukhlisin dan muhsinin.
Makna
empat helai daun, sepasang ke atas dan sepasang ke bawah, seperti pepatah
“patah tumbuh, hilang berganti” yaitu tumbuh sebelum patah, berganti sebelum
hilang. Menunjukkan adanya proses pengkaderan yang terus dilakukan dalam
nasyiah seperti pengkaderan formal yaitu Darul Arqam Nasyiatul Aisyiyah
(DANA), Latihan Instruktur Nasyiatul Aisyiyah (LINA). Dan juga pengkaderan non
formal seperti Pelatihan Mubalighat, Pelatihan Kewirausahaan, Pelatihan
Advokasi Perempuan dan Anak dan lain sebagainya disesuaikan dengan kebutuhan.
Hal ini menunjukkan Nasyiah gemar bekerja dan beraktivitas melakukan
pencerahan-pencerahan. Nasyiatul Aisyiyah merupakan tunas atau kader-kader
pengikut Aisyiyah, yaitu remaja putri yang dipersiapkan untuk menjadi bibit/kader
menggantikan kedudukan bunda Aisyiyah dalam rangka meneruskan dan
menyempurnakan amanah.
Dua
belas (12) butir padi menunjukkan dua belas langkah Muhammadiyah yang diajarkan
oleh salah satu tokoh Muhammadiyah KH. Mas Mansyur, yaitu mempertebal iman dan
tauhid, memperluas faham agama, memperbuah budi pekerti, menuntun self correction (instropeksi-red), menguatkan
persatuan (silahturrahim yang kuat), menegakkan keadilan, melakukan
kebijaksanaan, menggiatkan kerja, menguatkan majlis tanwir, memusyawarahkan
keputusan, memelihara gerak intern dan memperkuat gerakan ekstern.
Pesan
KH Mas Mansyur tersebut perlu diimplementasikan dalam gerak berjuang Nasyiah,
mensosialisasikan dalam gerakan amar ma’ruf nahi munkar, membangun akhlakul
karimah di kalangan generasi muda putri Islam berlandaskan Al Qur’an dan
Hadits. (Tri Hanifah, M.Pd – Ketua Nasyiatul Aisyiyah Kota Metro).
Nasyiatul Aisyiah
adalah Organisasi Otonom merupakan organisasi otonom yang bergerak di bidang
keagamaan, kemasyarakatan, dan keputrian. NA tetap mengedepankan gerakan dakwah
amar ma'ruf nahi munkar seperti yang diamanatkan oleh oleh Muhammadiyah. Tugas
luhur ini dilakukan baik secara kolektif organisasional maupun secara individu
oleh personil-personil NA.
Semboyan Nasyiatul Aisyiah yaitu : Al Birru Manittaqo yang artinya kebajikan itu bagi orang yang selalu waspada. Maksud dan tujuan : termaktub pada anggaran Dasar NA pasal 4 berbunyi : terbentuklah pribadi putri Islam yang berguna bagi agama, bangsa dan negara serta menjadi pelopor, pelangsung dan penyempurna gerakan Muhammadiyah.
Semboyan Nasyiatul Aisyiah yaitu : Al Birru Manittaqo yang artinya kebajikan itu bagi orang yang selalu waspada. Maksud dan tujuan : termaktub pada anggaran Dasar NA pasal 4 berbunyi : terbentuklah pribadi putri Islam yang berguna bagi agama, bangsa dan negara serta menjadi pelopor, pelangsung dan penyempurna gerakan Muhammadiyah.
Lambang Pemuda
Muhammadiyah.
1. Pencipta :H. Syarbini
2. Gambar :Setangkai kuncup
melati dengan dua daun di atas pita bersemboyan Fastabiqul
Khairat (huruf Arab).
3. Ukuran :Bulat, diameter
disesuaikan kebutuhan, harmonis.
4. Arti Lambang
Warna Dasar Melati: hijau,
artinya lambang kedamaian, kesuburan, kesabaran dan kesegaran.
Warna kuncup melati dan
tulisan Fastabiqul Khairat: putih, artinya lambang kesucian, ketulusan dan
keikhlasan.
Bunga Melati: Lambang
kesatriaan, kecintaan dan keharuman; mencerminkan kepribadian Pemuda
Muhammadiyah yang tegas pantang menyerah, menebar cinta kasih kepada sesama,
dengan senantiasa meninggalkan nama harum bagi nusa dan bangsa. Melati adalah
bunga khas Indonesia, oleh karena Pemuda Muhammadiyah senantiasa menunjukkan
sikap setia kepada bangsa dan Negara.
Tangkai bunga :Satu,
berarti Tauhid.
Enam kelompok bunga
:Bermakna Rukun Iman.
Lima daun bunga :Bermakna
Rukun Islam.
Dua buah daun bunga
:Bermakna Syahadatain
Pita :Berarti kegembiraan
Fastabiqul Khairat :
Berlomba-lombalah dalam mengamalkan kebaikan dan keutamaan.’
Makna Lambang IPM adalah:
1. Bentuk segi lima
perisai, runcing dibawah merupakan deformasi bentuk pena.
2. Warna kuning berarti
keagungan dan ketuhanan; putih berarti kesucian; merah berarti keberanian,
Warna hijau menunjukan agar ilmu yang didapatkan dapat mempertebal iman.
3. Gambar matahari yang
berwarna kuning yang menunjukan bahwa IPM adalah keluarga besar Muhammadiyah.
4. Di tengah bulatan
matahari terdapat gambar buku berarti pengetahuan. Atau bisa juga berarti
Al-Qur’an yang suci (putih).
5. Di bawah bulatan
matahari terdapat tulisan ayat Al-quran, surat Al Qalam ayat 1 yang
berbunyi “Nuun Walqalami Wamaa Yasthuruun” (dalam tulisan
arab). Artinya: Nuun, Demi pena dan apa yang dituliskannya.
6. Tulisan Al-Quran
tersebut ditulis dengan menggunakan huruf Arab, warna hitam dan merupakan
semboyan IPM. Huruf IPM berwarna merah dengan kontur hitam. Merah berarti
berani serta aktif menyampaikan dakwah Islam karena IPM mengemban tugas sebagai
pelopor, pelangsung dan penyempurna amal usaha Muhammadiyah.
2.
Arti Simbol :
Perisai Pena : Lambang orang yang menuntut ilmu
Berlapis Tiga : Maknanya Iman, Islam dan Ihsan atau iman, ilmu dan amal
Arti dari Warna :
Hitam : Kekal bermakna kekuatan dan ketabahan
Kuning : Ketuhanan bermakna kemuliaan tujuan
Merah : Keberanian bermakna dalam berfikir, berbuat dan bertanggung jawab
Hijau : Bermakna kesejahteraan
Tulisan IMM adalah singkatan dari : Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah
Melati artinya sebagai Kader Persyarikatan Muhammadiyah (harum namanya sepanjang masa).
Arti Simbol :
Perisai Pena : Lambang orang yang menuntut ilmu
Berlapis Tiga : Maknanya Iman, Islam dan Ihsan atau iman, ilmu dan amal
Arti dari Warna :
Hitam : Kekal bermakna kekuatan dan ketabahan
Kuning : Ketuhanan bermakna kemuliaan tujuan
Merah : Keberanian bermakna dalam berfikir, berbuat dan bertanggung jawab
Hijau : Bermakna kesejahteraan
Tulisan IMM adalah singkatan dari : Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah
Melati artinya sebagai Kader Persyarikatan Muhammadiyah (harum namanya sepanjang masa).
Lambang Hizbul Wathan
Singkatan
|
HW
|
Slogan
|
Berlomba Lomba Dalam Kebaikan
|
Pembentukan
|
1918
|
Badan hukum
|
Organisasi otonom dalam Muhammadiyah
|
Tujuan
|
Pendidikan anak/pemuda
|
Kantor pusat
|
|
Wilayah layanan
|
seluruh Indonesia
|
Keanggotaan
|
perorangan
|
Ketua Umum
|
|
Organ utama
|
Kwartir Pusat
|
Organisasi induk
|
Persyarikatan Muhammadiyah
|
Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan (disingkat HW) adalah salah satu organisasi otonom (ortom) di lingkungan Persyarikatan Muhammadiyah. Ortom
Muhammadiyah lainnya adalah: 'Aisyiyah, Nasyiatul 'Aisyiyah (NA), Pemuda
Muhammadiyah (PM), Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM), Tapak Suci Putera Muhammadiyah, dan Ikatan Pelajar
Muhammadiyah (IPM).
HW didirikan pertama kali di Yogyakarta pada 1336 H (1918 M) atas prakarsa KH Ahmad Dahlan, yang merupakan
pendiriMuhammadiyah. Prakarsa itu
timbul saat beliau selesai memberi pengajian di Solo, dan melihat latihan
Pandu di alun-alun Mangkunegaran. Gerakan ini kemudian meleburkan diri ke dalam Gerakan Pramuka pada 1961, dan
dibangkitkan kembali oleh Pimpinan Pusat Muhammadiyah dengan SK Nomor
92/SK-PP/VI-B/1.b/1999 tanggal 10 Sya'ban 1420 H (18 November 1999 M) dan dipertegas dengan SK Nomor 10/Kep/I.O/B/2003 tanggal 1 Dzulhijjah 1423 H (2 Februari 2003)
HW berasaskan Islam. HW didirikan untuk
menyiapkan dan membina anak, remaja, dan pemuda yang memiliki aqidah, mental
dan fisik, berilmu dan berteknologi serta berakhlak karimah dengan tujuan
terwujudnya pribadi muslim yang sebenar-benarnya dan siap menjadi kader persyarikatan,
umat, dan bangsa.
Sifat HW[sunting | sunting
sumber]
HW adalah sistem
pendidikan untuk anak, remaja, dan pemuda di luar lingkungan keluarga dan
sekolah
·
bersifat nasional, artinya
ruang lingkup usaha HW meliputi seluruh wilayah Negara Kesatuan Repulik
Indonesia.
·
bersifat terbuka, artinya
keanggotaan HW terbuka untuk seluruh lapisan masyarakat, tanpa membedakan
gender, usia, profesi, atau latar belakang pendidikan. Penggolongan keanggotaan
HW menurut usia hanyalah untuk membedakan status sebagai peserta didik atau
anggota dewasa (pembina)
·
bersifat sukarela, artinya
dasar seseorang menjadi anggota HW adalah suka dan rela, tanpa paksaan atau
tekanan orang lain.
·
tidak berorientasi pada partai politik, artinya secara organisatoris HW tidak berafiliasi
kepada salah satu partai politik dan HW tidak melakukan aktivitas politik
praktis. Induk organisasi HW adalah Persyarikatan Muhammadiyah.
1. HW adalah kepanduan islami, artinya
pendidikan kepanduan yang dilakukan oleh HW adalah untuk menanamkan aqidah
Islam dan membentuk peserta didik berakhlak mulia.
2. HW adalah organisasi
otonom Muhammadiyah yang tugas
utamanya mendidik anak, remaja, dan pemuda dengan sistem kepanduan
1. Ciri khas HW
adalah Prinsip Dasar Kepanduan dan Metode Kepanduan,
yang harus diterapkan dalam setiap kegiatan. Pelaksanaannya disesuaikan
kepentingan, kebutuhan, situasi, kondisi masyarakat, serta kepentingan
Persyarikatan Muhammadiyah.
2. Prinsip Dasar
Kepanduan adalah
a. pengamalan akidah
Islamiyah;
c. pengamalan kode
kehormatan pandu.
3. Metode Kepanduan
a. pemberdayaan anak
didik lewat sistem beregu;
b. kegiatan dilakukan di
alam terbuka;
c. pendidikan dengan
metode yang menarik, menyenangkan, dan menantang;
d. penggunaan sistem
kenaikan tingkat dan tanda kecakapan;
e. sistem satuan dan
kegiatan terpisah antara pandu putera dan pandu puteri.
Mengingat harga
perkataan saya, maka saya berjanji dengan sungguh-sungguh:
Satu, setia mengerjakan
kewajiban saya terhadap Allah.
Dua, selalu menurut
Undang-undang Athfal dan setiap hari berbuat kebajikan.
Tiga,selalu mematuhi UU pandu HW.
'satu' Pandu HW itu
Selamanya dapat dipercaya
'dua' Pandu HW itu
Setiawan
'tiga' Pandu HW itu
Siap Menolong dan wajib berjasa
'empat' Pandu HW itu
suka perdamaian dan persaudaraan
'lima' Pandu HW itu
mengerti Adat, sopan, santun dan perwira
'enam' Pandu HW itu
penyayang kepada semua makhluk
'tujuh' Pandu HW itu
siap melaksanakan perintah tanpa membantah
'delapan' Pandu HW itu
sabar dan permaaf
'sembilan' Pandu HW
itu teliti dan hemat
'sepuluh' Pandu HW itu
suci hati, pikiran, perkataan, dan perbuatan
Lambang HW adalah sinar matahari dengan logo HW dan
kuncup melati. Sinarnya sebanyak 12 dengan logo HW.
Melambangkan bahwa HW sebagai organisasi otonom
Muhammadiyah yang artinya bahwa setiap anggota HW mampu memancarkan cahaya
pribadi pada masyarakat, bangsa an Negara. Sedangkan kuncup melati melambangkan
kecintaan dan keharuman yaitu mencerminkan kepribadian pemuda Muhammadiyah
sebagai pemuda Muhammadiyah.
“FASTABIQUL KHAIRAT” artinya berlomba – lomba dalam kebajikan.
1. Hw member salam dengan tangan kanan. Apabila anggota HW membawa tongkat
maka tongkat di pindah ke tangan kiri.
2. Bila pandu HW sedang membawa
barang dengan kedua tangan / sedang mengemudi maka salam diberikan dengan
melihat ke arah yang dihormati dengan senyum dan anggukan sedikit.
3. Jika bertemu dengan
sesama pandu HW dengan cara berjabat tangan dengan mengucap “assalammualaikum”
4. Salam HW juga diberikan
kepada:
a. Teman – teman HW
b. Pemimpin HW
c. Pemimpin Muhammadiyah
d. Pejabat Negara
e. Jenasah
ARTI LAMBANG TAPAK SUCI
1.
Arti
Lambang Tapak Suci:
·
Bentuk
Bulat : Bertekat Bulat.
·
Berdasar
Biru : Keagungan.
·
Bertepi
Hitam : Kekal dan abadi melambangkan sifat Allah SWT.
·
Bunga
Mawar : Keharuman.
·
Warna
Merah : Keberanian.
·
Daun
Kelapa Hijau : Kesempurnaan.
·
Bunga
Melati Putih : Kesucian
·
Jumlah
Bunga Melati Sebelas : Rukun Islam dan Rukun Iman.
·
Tangan
Kanan Putih : Keutamaan.
·
Terbuka
: Kejujuran.
·
Berjari
Rapat : Keeratan.
·
Ibu
Jari Tertekuk : Kerendahan Hati.
·
Sinar
Matahari Kuning : Putra Muhammadiyah.
*
Keseluruhan lambang tersimpul dengan nama TAPAK SUCI yang mengandung arti;
TAPAK
SUCI bertekat bulat mengagungkan asma Allah SWT yang bersifat kekal dan abadi.
TAPAK SUCI dengan keberanian menyebarkan keharuman dengan sempurna, dan TAPAK
SUCI dengan kesucian menunaikan Rukun Islam dan Rukun Iman, serta mengutamakan
keeratan persaudaraan, kejujuran, dan rendah hati.
Dan (tambahan) lambang itu berada dalam pancaran sinar matahari, bermakna TAPAK SUCI PUTRA MUHAMADIAH ( TAPAK SUCI adalah ORTOM = Organisasi Otonom Perserikatan Muhammadiyah ).
Dan (tambahan) lambang itu berada dalam pancaran sinar matahari, bermakna TAPAK SUCI PUTRA MUHAMADIAH ( TAPAK SUCI adalah ORTOM = Organisasi Otonom Perserikatan Muhammadiyah ).
2.
Ikrar Tapak Suci : IKRAR ANGGOTA
TAPAK SUCI PUTRA MUHAMMADIYAH
Saya
anggota TAPAK SUCI PUTRA MUHAMADIAH, berikrar
1.
Setia menjalankan ibadah dengan ikhlas karena Allah semata.
2. Mengabdi kepada Allah berbakti kepada bangsa dan Negara serta membela keadilan dan kebenaran.
3. Menjauhkan diri dari segala perangai dan tingkah laku yang tercela.
4. Mencari perdamian dan kasih saying serta menjauhi perselisihan dan permusuhan
5. Patuh dan taat pada peraturan – peraturan serta percaya kepada kebijaksanaan pimpinan
2. Mengabdi kepada Allah berbakti kepada bangsa dan Negara serta membela keadilan dan kebenaran.
3. Menjauhkan diri dari segala perangai dan tingkah laku yang tercela.
4. Mencari perdamian dan kasih saying serta menjauhi perselisihan dan permusuhan
5. Patuh dan taat pada peraturan – peraturan serta percaya kepada kebijaksanaan pimpinan
" Motto Tapak Suci : Dengan iman dan akhlak saya menjadi kuat, tanpa iman
dan akhlak saya menjadi lemah.